Sabtu, 19 Juni 2010

Peran dai terhadap efektifitas dakwah

PERAN DAI TERHADAP KEEFEKTIFAN DAKWAH




Makalah ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur

Mata kuliah : Psikologi Komunikasi

Dosen pengampu : Enung Asmaya M.Ag



Disusun oleh :

Basirudin (032612022)


PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN DAKWAH

SEKOLH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PURWOKERTO

2010






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah.
Islam adalah agama dakwah yakni agama yang memerintahkan kepada pemeluknya untuk menyebarkan dan mensosialisasikan Islam ke tengah kehidupan masyarakat. Sehingga ajaran Islam benar-benar menyatu dalam kehidupan individu, keluarga dan masyarakat.
Aplikasi dakwah sebagai upaya sosialisasi ajaran Islam pada mulanya merupakan tugas Nabi Muhammad SAW, bahkan sebelum beliaupun telah banyak Nabi dan Rasul yang diutus untuk melaksanakan tugas yang sama. Sehingga dapat dikatakan bahwa dakwah adalah mata rantai yang menghubungkan suatu zaman dengan zaman berkutnya, karena masing-masing rasul telah melakukan tugas ini dengan cukup mengesankan.
Keberhasilan suatu dakwah tentunya tidak lepas dari unsur-unsur dari dakwah. Yaitu adanya dai, tujuan, materi, metode dan media. Namun dai adalah unsur utama yang mempengaruhi keberhasilan suatu dakwah. Karena dakwah sebagai proses komunikasi, maka peran komunikator atau dai sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu dakwah.

B. Rumusan mdai dalam efektifitas dakwah.
asalah
1. Apa pengertian dakwah?
2. Apa cirri-ciri dakwah efektif?
3. Apa peran dai dalam efektifitas dakwah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa arti dari dakwah.
2. Untuk mengetahui apa saja cirri-ciri dakwah yang efektif.
3. Untuk mengetahui apa saja peran

D. Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode penelitian pustaka (library Research) yaitu dengan mengumpulkan data-data dari buku dan jurnal.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dakwah
Dakwah menurut pengertian bahasa (lughawi) berasal dari bahsa Arab: da’a, yad’u, da’watan yang berarti mengajak, memanggil dan menyeru. Orang yang melakukannya disebut dai. Namun secara terminologis bnayak pendapat tentang dakwah, Amrullah Ahmad mendefinisikan dakwah sebagai upaya mengajak manusia supaya masuk ke dalam jalan Allah secara menyeluruh (kaffah), baik dengan lisan, tulisan maupun perbuatan sebagai ikhtiar muslim mewujudkan Islam menjadi kenyataan kehidupan pribadi, usrah (kelompok), jama’ah dan ummah. Sementara itu, Muhammad Natsir memberikan pengertian dakwah sebagai usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan oleh akhlak, dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan, berumah-tangga, bermasyarakat, dan bernegara.
Dakwah menurut Al-quran surat Al-Imran 104 :

104. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa dakwah adalah menyeru kepada kebajikan dengan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari hal yang munkar. Dan dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah adalah proses kegiatan komunikasi untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran dari seorang dai.

B. Unsur–unsur Dakwah
Keberhasilan dakwah akan terwujud dengan baik apabila unsur-unsur dakwah terpenuhi dengan baik. Adapun unsur-unsur dakwah tersebut antara lain:

1. Dai
Kata dai berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang mengajak. Menurut istilah dai adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan, ataupun perbuatan kearah kondisi lebih baik menurut ajaran Islam. Pada dasarnya dai memiliki tugas yang pokok yaitu meneruskan tugas rasul Muhammad saw, sebagai pewaris nabi yaitu menyampaikan ajaran Allah seperti yang termuat dalam Al-quran, dan jugamenyampaikan ajaran Rasul saw ( as-sunnah).

2. Tujuan dakwah
Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah dan pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah.

3. Materi dakwah
Pada dasarnya materi dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal, yaitu masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariah), masalah budi pekerti (akhlaq al-karimah)

4. Metode dakwah
Pada hakikatnya metode adalah sebagai pelayan, jalan atau alat saja, tidak ada metode yang seratus persen baik. Prinsip-prinsip penggunaan metode dakwah harus dilakukan sesuai dengan laisan masyarakat yang menjadi objek dakwahnya (mad’u), yakni dengan al-hikmah, dengan nasihat (mauzizhah hasanah,) dan dengan debat yang argumentatif (mujadalah) sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran Surat An-Nahl 125:


125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

5. Media dakwah
Yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Diantara media dakwah adalah lembaga-lembaga pendidikan formal, lingkungan keluarga, organisasi Islam, media massa (radio, televisi, internet, surat kabar, dan majalah), dan seni budaya.

C. Peran dai dalam keefektifan dakwah
Dakwah disini kita pandang sebagi suatu proses komunikasi, maka efektifitas dakwah identik dengan efektifitas komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan oleh komunikator (dai) dapat ditangkap dan difahami oleh penerima (mad’u). dalam hal teknisnya dakwah bisa berupa dakwah bi-lisan dan dakwah bi-hal, maka diperlukan keteladanan dai agar rangsangan tersebut bisa diterima baik secara bilogis maupun psikologis oleh mad’u. Model dakwah semacam ini dapat disebut dakwah persuasif.
Yang penting apa yang disampaikan kepada mad’u itu sesuai dengan cara berfikir dan cara merasa mereka, sehingga mad’u mengikuti kehendak dai tetapi merasa sedang mengikuti kehendak sendiri. Jika dakwah disampaikan secara persuasif, maka pasti komunikatif. Jika komunikatif maka pasti lebih efektif.


Efektifitas dakwah dapat ditandai dengan lima hal :
1. Melahirkan pengertian mad’u tentang pesan apa yang disampaikan dai.
2. Menimbulkan kesenangan.
3. Menimbulkan pengaruh pada sikap mad’u.
4. Menimbulkan hubungan yang semakin baik antara dai dan mad’u.
5. Menimbulkan tindakan.

Efektifitas dan keberhasilan proses komunikasi tidak bisa lepas dari kredibilitas komunikator dakwah (dai) dan kepiawaian mengemas pesan yang disampaikan. Karena itu peran dan pengaruh dai sangat besar.Dalam sebuah komunikasi, pesan yang diterima komunikan (mad’u) bukan hanya ditentukan oleh isi pesan saja, melainkan berbagai faktor, faktor tersebut yang terpenting adalah komunikator (dai, pembicara, penyampai, komunikator)-nya. Komunikator pada hakikatnya tidak hanya mengkomunikasikan sebuah pesan tetapi dirinya sendiri adalah pesan itu sendiri.
Setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikator dalam menyampaikan pesan, yakni kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan.

Kredibilitas Dai
Kredibilitas adalah hasil penilaian orang lain tentang diri pembicara, setelah mereka menerima informasi tentang pembicara baik secar langsung maupun tidak langsung. Kredibilitas tidak terletak pada diri pembicara melainkan pada persepsi khalayak (audiens) tentang pembicara. Karena kredibilitas merupakan hasil penilaian atau persepsi khalayak terhadap komunikator maka kredibilitas dapat dibentuk atau dibangun dan selalu berubah tergantung kepada pelaku persepsi (komunikan), topic yang dibahas dan situasi. Kredibilitas dapat dibangun dari pengamatan langsung terhadap komunikator juga dari informasi-informasi dari luar seperti teman, sahabat, orangtua, media massa, dan lain-lain.

Attraksi
Atraksi berasal dari bahasa latin attrahere, at berarti “menuju” dan trahere berarti “menarik”. Atraksi berarti sikap positif atau daya tarik komunikator. Dalam suatu proses komunikasi, daya tarik komunikator akan sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Semakin besar daya tarik yang dimiliki oleh komunikator, maka semakin besar kecenderungan orang untuk berkomunikasi dan terpengaruh.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi daya tarik komunikator, baik yang bersifat personal maupun situasional. Faktor personal yang mempengaruhi daya tarik komunikator terdiri dari kesamaan karakteristik personal, tekanan emosional, harga diri yang rendah dan isolasi sosial. Adapun faktor situasional yang mempengaruhi dayatarik komunikator terdiri dari daya tarik fisik, ganjaran (reward), familiary, kedekatan (proximity) dan kemampuan (competence).

Kekuasaan
Yang dimaksud kekuasaan disini adalah kemampuan menimbulkan ketundukan. Ketundukan timbul dari interaksi antar komunikator dan audiens. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat “memaksakan” kehendaknya kepada orang lain karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting (critical resources). Menurut penelitian Frenc dan Raven, ada 5 jenis kekuasaan, yaitu; pertama, kekuasaan koersif (coersive power). Kekuasaan koersif menunjukkan kemampuan komunikator untuk mendatangkan ganjaran atau memberikan hukuman pada audiens. Kedua, kekuasaan keahlian (expert power). Kekuasaan ini berasal dari pengetahuan, pengalaman, ketrampilan atau kemampuan yang dimiliki komunikator. Ketiga, kekuasaan informasional (informational power). Kekuasaan ini berasal dari isi komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki oleh komunikator. Keempat, kekuasaan rujukan (referent power). Di sini audiens menjadikan komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya. Komunikator dikatakan memiliki kekuasaan rujukan bila ia berhasil menanamkan kekaguman kepada audiens sehingga seluruh perilakunya diteladani. Kelima, kekuasaan legal (legitimate power). Kekuasaan ini berasal dari seperangkat peraturan atau norma yang menyebabkan komunikator berwewenang untuk melakukan suatu tindakan .




BAB III
PENUTUP

Dakwah merupakan suatu kegiatan menyeru kebaikan dan mencegah pada yang mungkar. Hal ini tentu tidak lepas dari unsur-unsur dakwah itu sendiri yang menujang keberhasilan suatu dakwah. Selain dari isi pesan yang disampaikan dalam dakwah, peran dai juga sangat menentukan. Dakwah dikatakan efektif bila pesan yang disampaikan oleh dai dapat di terima atau dipahami oleh mad’u, menimbulkan kesenangan, menimbulkan perubahan sikap dan adanya tindakan dari mad’u.
Dakwah sebagai proses komunikasi untuk mengkomunikasikan suatu kebenaran dari seorang dai kepada mad’u. Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikator dalam dakwah yaitu kredibilitas, attraksi dan kekuasaan. Apabila faktor tersebut bisa dimiliki oleh seorang dai, maka akan tercipta dakwah yang komunikatif sehingga tujuan dakwah tercapai.




DAFTAR PUSTAKA

• Asmaya, Enung, Aa Gym dai sejuk dalam masyarakat majemuk, (Jakarta: Hikmah, 2003)
• Amrullah Ahmad (Ed.), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial (Yogyakarta: Primadduta, 1993)
• Muhammad Natsir, Fiqhud Da’wah (Jakarta: Media Dakwah, 2000),
• Aliyudin, Dasar-dasar ilmu dakwah(Bandung: Fakultas dakwah USG, 2007)
• Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 1998)
• http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/message/27193

Tidak ada komentar:

Posting Komentar